Belasan kelompok tani di Pomalaa mengikuti Sekolah Lapang PT ANTAM
KOLAKA, TRIASPOLITIKA.ID – Sedikitnya 14 kelompok tani di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara mengikuti sekolah lapang program kebun edukasi yang dilaksanakan oleh PT Antam UBPN Kolaka Sabtu, (25/11/2023)
Kegiatan yang diselenggarakan oleh PT Antam bekerjasama dengan lembaga PeTANI Sultra itu, bertujuan untuk mengedukasi para petani dalam mengelola pertaniannya. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari sejak Sabtu hingga Minggu 26 November 2023.
Direktur PeTANI Sultra Junaidin mengatakan, program kebun edukasi merupakan media pembelajaran bagi masyarakat dalam rangka mengembangkan budidaya tanaman Kakao dan Kopi di Kabupaten Kolaka khususnya di Desa Sopura.
Ia berharap, melalui program itu para petani di wilayah Kolaka bisa mengembangkan perkebunan kopi dan kakao nya menjadi lebih baik.
Dikarenakan, kedua tanaman itu merupakan tanaman familiar bagi masyarakat di bumi Mekongga. Namun saat ini produktifitasnya mulai menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pada program tersebut PT Antam Kolaka bersama dengan PeTANI Sultra menggagas program kebun edukasi dengan memberikan contoh pengelolaan tanaman kopi dan kakao yang diperlakukan konvensional.
”Yang membedakan program edukasi ini, para petani diajarkan untuk lebih teratur dalam memberikan perawatan dan pemeliharaan secara rutin terhadap perkebunannya,” kata Direktur PeTANI Sultra Junaidin.
Kata dia, sekolah lapang bertujuan untuk mentransfer pengetahuan bercocok tanam yang baik kepada masyarakat.
Lanjut Junaidin, dalam tiga tahun program kebun edukasi di Desa Sopura telah dilaksanakan enam kali Sekolah Lapang, dengan menghadirkan tim ahli sebagai narasumber.
”Sekolah lapang tahap awal dilaksanakan dengan memberikan pengenalan tanaman Kakao dan Kopi kepada anggota kelompok pengelola kebun edukasi di Desa Sopura,” jelasnya.
Sedangkan tahap kedua memberikan materi konservasi tanah. Dimana anggota kelompok diajarkan untuk mengenal kondisi tanah serta menemukan metode pengolahannya.
”Pada kegiatan sekolah lapang ketiga, anggota kelompok pengelola diberikan pemahaman tentang tata cara pemberian nutrisi tanaman melalui pemupukan sesuai dengan umur tanaman,” katanya.
”Kemudian dilanjutkan pada tahap keempat yaitu petani diberi pemahaman tentang pengentasan haman tanaman,” sambungnya.
Lebih lanjut dia, pada pelaksanaan sekolah lapang keenam dan ketujuh, anggota kelompok pengelola diberikan materi mengenai pendalaman sistem pemeliharaan dan perawatan tanaman yang disesuaikan dengan umurnya.
”Pada tahapan ketujuh akan membahas tentang mekanisme rehabilitasi tanaman serta pengelolaan pasca panen,” jelasnya.
Comdev Assistant Manager PT Antam Tbk UPBN Kolaka Anggoro Dwi Saputro mengatakan, program kebun edukasi di Desa Sopura merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan pertambangan Antam dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasinya, dengan melalui intervensi pada sektor pendapatan rill dan pekerjaan.
Program itu kata dia, difokuskan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memahami tehnik budidaya kopi dan kakao, yang selama ini dilakukan secara konvensional.
”Jadi pada kegiatan sekolah lapang ini, petani diberi ilmu tentang tehnik budidaya yang diberikan langsung oleh tim ahli lembaga PeTANI Sultra,” kata Anggoro.
Dia menjelaskan, memasuki tahun ketiga pelaksanaan program kebun edukasi, PT Antam bersama lembaga PeTANI mulai melakukan replikasi program melalui pendamping Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati di Desa Sopura.
“Harapannya, bertani kopi dan kakao secara masif, sedangkan ibu dapat menanami tomat, cabe agar memiliki kegiatan rutin yang kedepannya menghasilkan nilai ekonomi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Anggoro.
Replikasi program pada pendamping KWT Melati ini menyasar pengelolaan lahan pekarangan rumah milik masyarakat untuk ditanami dengan tanaman holtikultura.
KWT melati Desa Sopura saat ini telah mengola lahan seluas 4000 meter persegi yang akan ditanami dengan tanaman jangka pendek, sebagai pencaharian alternatif untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
“Baik kelompok pengelola kebun edukasi maupun KWT melati telah memiliki legalitas dari kepala desa setempat, serta telah terdaftar di dinas pertanian dan hortikultura kabupaten Kolaka,” jelasnya.
Dia berharap, program ini dapat bersinergi dengan pemerintah daerah, utamanya dinas pertanian dan hortikultura serta pemerintah desa Sopura sehingga pelaksanaannya bisa berkelanjutan.
Reporter : A. Jamal