Panen Berkelanjutan, Produksi Jagung Sultra Kian Meningkat

waktu baca 3 menit
Panen Berkelanjutan, Produksi Jagung Sultra Kian Meningkat

KENDARI, TP – Salah satu potensi pangan terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra), adalah Jagung. Sebahagian masyarakat Sultra menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Struktur tanah disebahagian wilayah itu, memang sangat cocok dengan tanaman jagung.

Daerah yang identik dengan penghasil jagung di wilyah Sultra yakni Kabupaten Muna. Namun di tengah dominasi Kabupaten Muna sebagai penghasil jagung terbesar di Sultra, terselip nama Kota Kendari. Ditengah semakin menyempitnya lahan pertanian di ibukota provinsi ini, masih terdapat ratusan hektar yang tetap dipertahankan sebagai lahan pertanian. 32 hektar diantaranya ada di Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu.

Pada Jumat (2/10), Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian Yesiah Ery Tamalagi, melakukan panen raya jagung di lokasi tersebut seluas 2 hektar, dengan hasil panen sekitar 16 ton. Turut hadir dalam panen raya tersebut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari, Kepala BPTP Sultra Kepala BPS Kota Kendari dan Kepala Karantina Pertanian Kendari.

Dalam sambutannya, Stafsus Mentan memberikan apresiasi petani dan penyuluh. “Ini harus diapresiasi, jarang kita lakukan panen di tengah kota dan dipinggir jalan seperti ini. Ini hal yang bagus, memanfaatkan lahan tidur dalam kota” ungkap Yesiah Ery Tamalagi.

Jagung yang dipanen ini adalah milik kelompok tani Mula Mendre, atas binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Puuwatu. BPP Puuwatu sendiri merupakan BPP Model Kostratani yang menjadi binaan Balai Karantina Pertanian Kendari, kegiatan panen raya ini juga merupakan salah satu bentuk implementasi pendampingan petani dalam mengimplementasikan program utama kementan dalam tahapan pendampingan pembinaan BPP model Kostratani.

Hasil panen ini sendiri telah siap ditampung oleh pengusaha lokal, untuk selanjutnya bersama dengan jagung dari Kabupaten lain dipasarkan ke luar Sultra, diantaranya ke Surabaya dan Makasar.

Data IQFast milik Badan Karantina Pertanian mencatat volume perdagangan jagung Sultra ke provinsi lain menunjukan peningkatan yang sangat signifikan.

“Jika kita membandingkan periode yang sama, Januari-September tahun 2019 dan 2020, ada kenaikan volume pengiriman jagung sebesar 178%. Tahun 2019 tercatat lebih dari 5.143 ton, sedangkan 2020 sampai dengan September sejumlah 14.304 ton,” ungkap N. Prayatno Ginting, Kepala Karantina Pertanian Kendari.

Jika melihat data yang ada, jagung Sultra ini memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. “Jika kita fokus, bukannya tidak mungkin status perdagangan jagung Sultra ini bisa kita tingkatkan, dari hanya domestik antar provinsi kita dorong untuk ekspor langsung ke mancanegara” terang Prayatno Ginting. Menurutnya, Balai Karantina Pertanian Kendari akan mendorong jagung Sultra untuk bisa diekspor langsung ke luar negeri.

Untuk itu, Karantina Pertanian Kendari akan terus lakukan terus pengawasan dan pemeriksaan pengiriman jagung Sultra ke luar daerah agar bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) demi menjaga kualitas jagung Sultra. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait agar jagung Sultra kedepannya dapat diekspor langsung ke luar negeri.

“Ada nilai tambah yang besar untuk daerah dan perani tentunya, jika ekspor jagung dapat dilakukan langsung ke negara tujuan” tutup Prayatno Ginting.

Reporter : Darmansyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!