Aksi Demonstrasi Berujung Ricuh, Pendemo hingga Wartawan Kena Hantaman Oknum Polisi

waktu baca 2 menit
Tangkapan layar saat oknum Polisi memukul massa aksi. Foto: Ahmad/triaspolitika.id

KENDARI, TP – Aksi anarkis kembali dipertontonkan oknum aparat kepolisian yang tengah melakukan pengamanan aksi demonstrasi, Kamis (18/3/2021) di Kantor Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari.

Demonstran yang tergabung dalam lembaga Pemerhati Keadilan Sultra menjadi korban amukan sejumlah aparat kepolisian. Bahkan, wartawan yang tengah meliput juga tak luput dari aksi kekerasan aparat.

Aksi ricuh tersebut dipicu saat demonstran dan aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi terlibat adu mulut, hingga berujung kejar-kejaran di jalan raya.

Akibatnya, salah seorang demonstran bercelana krem berbaju abu-abu yang tak diketahui identitasnya terkapar di tengah jalan, lantaran dikeroyok oleh beberapa anggota kepolisian.

Dilansir dari laman haluanrakyat, demonstran tersebut beberapa kali dipukuli dan hantaman kaki di bagian kepala serta dada dari aparat kepolisian. Ia pun terkapar di tengah jalan dan harus dibopong oleh rekan-rekannya sesama demonstran untuk dievakuasi ke sebuah warung makan milik warga untuk mendapatkan perawatan.

Selain demonstran, salah seorang wartawan dari media Berita Kota Kendari, Rudi juga mendapat perlakuan tak pantas dari aparat. Ia dipukul di bagian kepala oleh polisi, dan dicaci maki oleh polisi dengan sebutan nama binatang, padahal dia telah menunjukkan kartu identitas persnya.

Paur Subbag Humas Polres Kendari, Bripka Afrimal mengatakan, bahwa dirinya masih akan meminta informasi kepada Kabag Ops. Polres Kendari.

“Saya konfirmasi dulu ke Kabag Ops karena saya tidak di lokasi tadi,” katanya, dilansir dari laman haluanrakyat.

Aksi demonstrasi yang menuntut Pokja dan BLK Kendari membatalkan hasil lelang pekerjaan Workshop Las dan Workshop Otomotif Mobil itu awalnya berlangsung damai.

Kericuhan timbul ketika massa mencoba melakukan aksi bakar ban di depan gerbang kantor BLK Kendari namun dihalang-halangi oleh aparat kepolisian yang melakukan pengamanan.

“Lelang ini telah menabrak regulasi dan peraturan yang berlaku. Kami meminta Pokja dan pimpinan BLK Kendari untuk membatalkan pemenang lelang pekerjaan workshop las dan workshop otomotif mobil. Kami juga meminta Sekjen Kemenaker RI mencopot kepala BLK Kendari,” ujar koordinator demonstrasi, Aldo Zafar.

Menanggapi hal itu, Kepala BLK Kendari, Laode Haji Polondu mengatakan, ia tak mengetahui perihal proses tender tersebut. Ia menyebut, proses tender merupakan kewenangan Pokja yang telah ditunjuk.

“Awalnya di 2020, Pokja itu di-SK-kan oleh Kepala BLK. Di 2021, surat tugas dibentuk oleh Kepala Biro Umum di Kementerian. Anggotanya 2 orang dari pusat (Kemenaker) dan 3 dari BLK Kendari,” kata Polondu.

Dirinya menegaskan, tak bisa mengintervensi kerja dari Pokja karena mereka bekerja secara independen.

“Kami tidak bisa memonitor karena Pokja bekerja secara independen. Hubungan saya dengan Pokja nanti setelah kegiatan (tender) selesai. Saya nda tau apa-apa. Mereka kerja independen,” tukasnya.

Reporter: Ahmad

error: Content is protected !!