USN dan UAD Terapkan Smart Farming di Mataosu Ujung

waktu baca 5 menit
USN dan UAD Terapkan Smart Farming di Mataosu Ujung

 

  • Revitalisasi Kawasan Permukiman Menjadi Lahan Produktif

KOLAKA, TRIASPOLITIKA.ID – Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka bersama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berhasil menerapkan teknologi Smart Farming untuk merevitalisasi kawasan permukiman menjadi lahan produktif di Desa Mataosu Ujung, Kecamatan Watubangga, Kolaka.

Kegiatan itu merupakan bagian dari program Kosabangsa yang dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 2023. Selain melibatkan dosen, kegiatan ini juga menggandeng mahasiswa, sebagai wujud integrasi Merdeka Belajar dalam pengabdian kepada masyarakat.

Ketua tim pelaksana Kosabangsa USN, I Gede Purwana menjelaskan, Smart Farming yang diterapkan di Desa Mataosu Ujung bakal memanfaatkan teknologi monitoring penyiraman tanaman otomatis atau irigasi tetes.

”Teknologi ini dilengkapi dengan microcontroller Arduino dan ditenagai oleh panel surya. Program ini dimulai dengan memberikan pelatihan kepada kelompok tani setempat, yang bertujuan untuk memperkenalkan sistem Smart Farming sebagai solusi merevitalisasi wilayah permukiman menjadi lahan produktif,” jelas I Gede Purwana.

Penerapan teknologi ini dipilih karena mencoba mengatasi permasalahan di wilayah tersebut, terkait system pertanian yang dilakukan.

”Seperti metode penyiraman tanaman saat bertani atau berkebun yang terkendala oleh beberapa faktor, yakni sumber air yang cukup jauh, pasokan energi listrik dan juga aksesbilitas infrastrukur,” jelasnya.

Melalui teknologi ini kata dia, petani tidak lagi perlu khawatir tentang pemantauan kadar air dan kelembaban tanah yang dibutuhkan oleh tanaman mereka.

Terlebih ketika petani inigin meninggalkan tanaman dalam waktu yang cukup lama keluar desa, maka dengan teknologi smart farming ini akan membantu petani menyiram tanaman secara otomatis.

”Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan para petani untuk merevitalisasi kawasan permukiman yang ada sebagai lahan produktif tanpa khawatir akan ketersediaan air bagi lahan yang akan digunakan.” ujarnya.

Kegiatan dimulai dengan memberikan pelatihan pada kelompok tani, yakni memperkenalkan sistem pertanian Modern atau Smart Farming, sebagai upaya merevitalisasi kawasan permukiman menjadi lahan produktif.

Smart Farming yang diperkenalkan oleh tim kosabangsa USN dan UAD ini adalah sistem monitoring penyiraman tanaman otomatis atau irigasi tetes dengan menerapkan teknologi microcontroler arduino dengan bantuan Panel Surya sebagai sumber energinya.

”Setelah sesi pelatihan, tim melakukan pendampingan instalasi selama dua hari di lahan pertanian seluas 1 hektar yang telah disiapkan,” jelas dia.

Lanjut Gede, Tim membantu kelompok tani dalam merakit teknologi Smart Farming, memasang panel surya, menginstal sistem Smart Farming, dan melakukan uji coba.

”Teknologi pertanian modern atau smart farming bukanlah hal baru dalam dunia pertanian. Namun, penting untuk memilih teknologi yang sesuai dengan kondisi dn permasalahan wilayah tertentu, seperti yang dialami Mataosu Ujung,” kata I Gede.

Kata dia, fokus utama dalam kegiatan itu adalah agar teknologi yang diterapkan dalam Smart Farming dapat menjadi solusi bagi permasalahan pertanian yang dihadapi di Mataosu Ujung dan wilayah sekitarnya.

Gede mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut akan berlanjut dalam pengembangan aspek-aspek lainnya, dengan tujuan menjadikan Mataosu Ujung sebagai desa percontohan dalam penerapan Smart Farming, khususnya di wilayah Kolaka.

”Hasil dari uji coba menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan energi Panel Surya sebesar 1000 Wp. Air dapat diambil dari sumber air yang berjarak 500 meter menggunakan pompa sumersible,” ungkapnya.

”Air kemudian disimpan dalam tandon dan dikendalikan untuk mendistribusikannya ke tanaman dengan menggunakan teknologi Arduino yang dilengkapi dengan sensor kelembaban dan sensor timer sebagai cadangan,” sambung Gede.

Lebih lanjut Gede memaparkan, uji coba menunjukkan bahwa instalasi Smart Farming berjalan dengan baik. Ketika kondisi tanah kering, air akan didistribusikan secara otomatis melalui pompa mini bertenaga 10 watt dan selang air yang telah dilubangi dengan jarak 5 cm, yang secara otomatis akan membasahi lahan.

”Fokus utama dalam penerapan teknologi ini adalah efisiensi energi, di mana semua energi yang digunakan berasal dari Panel Surya, sehingga tidak mengganggu pasokan listrik desa,” lanjutnya.

Sekretaris Desa Mataosu Ujung, Raju mengungkapkan, penerapan teknologi tersebut merupakan yang pertama kalinya di desa mereka.

Untuk itu ia berharap kegiatan pendampingan tersebut terus berlanjut serta dapat menjadi solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi petani di wilayahnya.

Raju menghanturkan rasa terimakasihnya kepada Kemendikbudristek RI, Tim USN, dan Tim UAD atas pengabdian yang dilakukan di Desa Mataosu Ujung.

Ia meyakini bahwa teknologi tersebut akan menjadi aset desa yang dapat dikelola bersama, demi kemajuan pertanian dan kesejahteraan masyarakat setempat.

”Dengan penerapan Smart Farming yang berhasil dilakukan oleh Tim USN Kolaka dan UAD Yogyakarta di Desa Mataosu Ujung, proses merevitalisasi wilayah permukiman menjadi lahan produktif menjadi semakin mungkin,” katanya.
Teknologi modern ini memberikan solusi nyata bagi permasalahan sistem penyiraman tanaman yang terbatas oleh faktor-faktor seperti jarak sumber air, pasokan listrik, dan infrastruktur yang kurang memadai.

”Hasil dari pendampingan dan uji coba menunjukkan bahwa Smart Farming dengan Panel Surya mampu memberikan solusi yang efektif dan efisien,” jelas dia.

Menurut dia, teknologi tersebut memanfaatkan energi terbarukan, yang tidak hanya membantu petani dalam mengelola lahan pertanian mereka secara lebih efisien, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Selain itu, kerjasama antara perguruan tinggi, masyarakat dan pemerintah desa adalah langkah yang penting dalam menghadapi permasalahan pertanian di wilayah pedesaan.

Lebih lanjut dia mengatakan, keberhasilan teknologi Smart Farming di Mataosu Ujung dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi wilayah lainnya untuk melakukan transformasi positif dalam sektor pertanian.

”Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan membawa dampak positif bagi pengembangan pertanian di Mataosu Ujung serta wilayah sekitarnya. Teknologi ini diharapkan akan menjadi aset yang dapat dimanfaatkan bersama dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani,” tandasnya.

Editor : Dekrit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!