Puluhan Simpatisan HALAL Pilkada 2015 Pindah Dukungan ke HALO
WAKATOBI, TP – Puluhan simpatisan Haliana-Syawal (HALAL) akhirnya menyatakan pindah dukungan mendukung Paslon HALO. Demikian diungkap Darmon Tahir warga Kelurahan Wanci lingkungan Ogo’u. Selasa (24/11) malam sekitar 17.39 Wita.
Menurut Darmon Tahir, generasi muda yang setia pada Paslon HALAL meski salah satu kandidatnya berganti di Pilkada 2020. Sehingga, awal posisinya masih bertahan pada pilihan abu-abu alias tak punya dukungan dalam pesta demokrasi yang akan digelar 9 Desember 2020 itu.
“Iya benar. Kali ini kami langsung mengatakan dukungan kepada Paslon HALO dimana kami anggap mampu menjabarkan serta mengakhiri debat tanpa kaku,” ujarnya.
Kata dia, kesiapan seorang kandidat bisa dilihat dari performancenya tampil dikala debat. Debat publik diselenggaran pertanggal 22 November itu adalah nilai bagi masyarakat mengetahui cita-cita besar pemimpin kelak ia berhasil duduk.
“Kalau kaku, tentu itu bukan lahir dari hati kandidat itu. Khawatirnya kedepan apa yang diungkap dalam debat itu tak lain visi dan misi kandidat hanya akan menjadi konsep semata,” jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Syawal yang hadir menyambangi penggemar politiknya itu terlihat hadir ditengah-tengah mereka, bahkan menyempatkan waktunya untuk sekedar berpose bersama.
Kata dia, kekecawaan serupa simpatisan HALAL pilkada 2015 pasca debat kandidat Bupati dan Wakilnya periode 2021-2026 antara Paslon HALO dan HATI, tak hanya terjadi di keluruhan Wanci namun satu titik awal di Kelurahan Pongo juga disambangi.
“Mareka melihat bahwa yang mampu membawa Wakatobi pada relnya adalah paslon HALO, sesuai visi misinya. Ini menjadi penilaian rasional terutama kalangan muda yang masih menempati kelompok pemilih rasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Syawal sapaan akrab mantan anggota DPRD Wakatobi 2 Periode itu menyebut bahwa Paslon HALO dengan visi besarnya menuju pusat ekowisata dunia lahir dari diri mereka sendiri senhingga mampu menyelesaikan debat dengan baik dibanding rivalnya yang terlihat kaku bahkan beberapa sesi terlihat terdiam menjawab pertanyaan moderator, Muhammad Alifuddin.
“Bahkan kita pun dibuat tak paham apa yang disampaikan rival politiknya dan itu terbukti dari beberapa sesi jadi boomerangnya sendiri,” tambahnya.
Ia contohkan. Penyebutan keliru segitiga karang dunia menjadi segitiga karang taruna dinilai tak memahami ide cemerlang pendahulunya, Ir.Hugua yang meletakkan pondasi pariwisata Wakatobi.
Dalam point itu, Muhamammad Syawal menyebut meski terjadi salah ucap namun menjadi bukti bahwa apa yang ditorehkan mantan Bupati 2 Periode sekaligus senior di PDI-Perjuangan itu tak dimaknainya secara utuh bahwa Wakatobi dengan segi tiga karang dunia mampu mengantar Wakatobi terkenal di dunia atas kekayaan alam bawah lautnya.
“Pencetus segitiga karang dunia itu adalah pendahulu kami Ir.Hugua. Bagaimana mungkin kader pelanjutnya tak memahami ini bahkan kepeleset lidah jadi segitiga karang taruna,” tukasnya.
Reporter: Anto