Korban Kedua Insiden Kapal Tabrakan di Perairan Tampo Ditemukan Meninggal Dunia

waktu baca 2 menit
Korban kedua dalam insiden tabrakan antara perahu nelayan dan kapal tongkang di perairan Tampo–Pulau Renda akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Rabu pagi (22/10/2025).

MUNA, TRIASPOLITIKA.ID – Kabar duka kembali menyelimuti warga Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Korban kedua dalam insiden tabrakan antara perahu nelayan dan kapal tongkang di perairan Tampo–Pulau Renda akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Rabu pagi (22/10/2025).

Korban yang diketahui bernama La Unos (51) ditemukan oleh nelayan setempat di perairan Latawe, Kabupaten Muna Barat, setelah empat hari dinyatakan hilang. Menurut keterangan warga, jasad korban ditemukan mengapung di laut sebelum akhirnya dievakuasi ke daratan.

“Korban pertama kali terlihat terapung oleh nelayan yang sedang melaut. Setelah dipastikan itu tubuh manusia, mereka segera melapor dan membantu proses evakuasi,” ujar salah satu warga di sekitar lokasi kejadian, Rabu.

Usai ditemukan, jenazah korban dievakuasi menggunakan kapal nelayan menuju daratan, kemudian dibawa dengan ambulans menuju rumah duka di Desa Laiworu untuk proses pemakaman.

Sebelumnya, pada Sabtu (18/10/2025) terjadi insiden tabrakan antara kapal tongkang Buana Jaya dan perahu fiber milik nelayan lokal di perairan antara Tampo dan Pulau Renda. Dalam peristiwa itu, terdapat tiga orang di atas kapal nelayan.

Satu orang korban, Muhtari (48), berhasil selamat setelah sempat terapung di laut beberapa jam. Sementara dua rekannya, La Rone (63) dan La Unos (51), dinyatakan hilang usai kejadian.

Tim SAR gabungan dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kendari, bersama Polair, TNI AL, dan nelayan sekitar, segera melakukan pencarian selama beberapa hari.

Pada 19 Oktober 2025, korban pertama, La Rone, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di perairan Tampo. Kini, dengan ditemukannya La Unos, seluruh korban dalam kecelakaan laut tersebut telah berhasil ditemukan.

Kepala KPP Kendari, melalui rilis resminya, menyampaikan bahwa operasi pencarian resmi ditutup setelah seluruh korban ditemukan. Seluruh unsur yang terlibat, termasuk Pos SAR Muna, Polsek Tampo, dan masyarakat setempat, dikembalikan ke satuan masing-masing.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pencarian hingga seluruh korban berhasil ditemukan,” ujar Kepala KPP Kendari dalam keterangannya.

Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan laut yang terjadi di perairan Sulawesi Tenggara akibat padatnya jalur pelayaran antara kapal tongkang dan perahu nelayan. Pihak berwenang mengimbau para nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu memperhatikan faktor keselamatan saat melaut.

  • Reporter: Bensar