Jebol, Mobil Truk Nyaris Jatuh ke Kali di Jembatan Ladongkula Kabupaten Buton

waktu baca 2 menit
Mobil truk yang sedang mengalami musibah ban terperosok kebawah jembatan Ladongkula, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Privinsi Sulawesi Tenggara. | Atul / Triaspolitika.id

BUTON, TP – Terjadi lagi. Sebuah ban mobil truk terperosok hingga terjebak diatas  jembatan Ladongkula Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tengggara (Sultra), Minggu sekitar pukul 02.00 Wita. (24/01/2020) kemarin.

Jembatan kayu tersebut rapuh, sehingga menyebabkan ban mobil dengan mudah jebolkan lantai jembatan. Mobil berhasil dievakuasi sekitar pukul 10.00 wita, setelah dibantu beberapa warga Desa Waoleona serta para pengendara yang sempat berhenti di lokasi tersebut.

Ketua umum Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Waoleona (HIPPMAWA) Sahrul, turut merasa prihatin dengan peristiwa itu. Ia mensinyalir, jika kejadian itu dikarenakan kondisi jembatan yang terbilang rusak berat. Apalagi jembatan tersebut dibuat dari bahan kayu sebagai penyanggah jembatan.

“Jembatan ini bisa dibilang tidak layak lagi untuk di lalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat,” kata Sahrul melalui keterangan tertulisnya, (Senin, 25/01/2021).

Kejadian seperti ini kata dia, sudah bukan lagi kali pertama terjadi. Jadi bukan kejadian aneh lagi bagi masyarakat yang mendiami di dua desa tersebut.

Mirisnya, jembatan yang berlantai kayu dab berbahan dasar besi pada tiang penyangganya ini, kini cukup menghawatirkan. Apa lagi inilah satu-satunya jalur transportasi darat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sul-Tra), diantaranya sebagai akses utama penghubung antara Desa Waoleona dan Kakenauwe di Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton.

Selain penghubung dua desa, jembatan ini juga digunakan sebagai jalur umum kendaraan roda dua dan roda empat yang melewati jalur Baubau-Ereke, Buton Utara (Butur) juga penghubung Kabupaten Buton dan Butur. “Ini sudah harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah provinsi melalui Dinas Pekerjaan Umum”, imbuhnya.

Pasalnya, jembatan itu sudah menjadi jalur Lokomotif penghasilan masyarakat, katanya. Sahrul pun menggambarkan aktivitas masyarakat di desa Waoleona mayoritas nelayan, hasil tangkapan ikan mereka dibawa ke Barangka bahkan ke Baubau. Disinilah peran jembatan sebagai penghubung sangat penting. Saat ini dengan kondisi jembatan juga dapat menurunkan aktivitas dalam mencari mata pencaharian mereka.

Sahrul berharap Pemerintah Provinsi Sultra segera menanggapi keluhan masyarakat, pasalnya kondisi jembatan makin lama makin rapuh serta sudah menjadi dalang kecelakaan yang melaluinya.

Melalui media ini juga, Sarul mewakili masyarakat Desa Waoleona bersepakat dengan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Waoleona yang sebelumnya telah dirilis Media triaspolitika.id pada berita sebelumnya.

Sekitar tahun 2016 lalu, banyak jembatan yang kembali di perbaiki di jalur Baubau-Ereke (Butur), namun jembatan lainnya termaksud jembatan ladongkula belum juga mendapat perhatian pemerintah sampai sekarang.

“Kami berharap agar pemerintah Provinsi maupun Kabupaten sudah sepatutnya melihat infrastruktur yang menjadi akses penghidupan masyarakat, seperti jembatan ladongkula agar tidak menambah korban lagi dikemudian hari,” tutupnya.

Reporter: Atul

error: Content is protected !!