Inspirasi Petani di Muna, Muhammad Obie Budidaya Tanaman Porang
MUNA, TP – Tanaman porang memiliki banyak manfaat. Masyarakat yang membudidayakan tanaman ini bakal mengeruk banyak keuntungan, bhakan hingga ratusan juta rupiah.
Doktor Muhammad Obie menyatakan, berdasarkan hasil riset menunjukkan jika generasi muda di pedesaan tidak lagi tertarik untuk mendalami sektor pertanian. Padahal ketersediaan lahan begitu luas.
Kata Obie, Tapi tidaklah mudah untuk meyakinkan petani untuk menanam porang, psikologi petani yang mau ikut bila sudah ada contoh.
“Maka harapan saya melalui komoditas porang ini bisa menggairahkan pertanian pedesaan bersama generasi muda untuk budidayakan tanaman porang,” ujar jebolan University of Vienna Austria, Jumat (18/03/2021).
Obie, memberikan contoh budidayakan porang di Muna yakni Desa Matarawa Kecamatan Watopute dengan luas lahan 2 hektar, usia tanam memasuki 4 bulan.
Dipersiapkan bibit porang 607 kg bibit terdiri dari bibit katak porang sebanyak 187 kg dan selebihnya umbi mini sebanyak 420 kg.
Kemudian, tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun,
maka rencana kami membangun mitra dengan salah satu pabrik di Surabaya.
“Sambil mempelajari seluk beluk eksport, jika modal telah memadai, maka harapan kami suatu saat nanti bisa melakukan eksport sendiri dari Muna,” beber, Dosen IAIN Gorontalo.
Lanjut Obie, melihat harga tahun 2020, pabrik-pabrik di Surabaya menerima porang basah sampai Rp 13.000 perkilogram untuk porang kering dalam bentuk chip lebih mahal lagi, Rp85.000 perkilogram.
“Harga ini akan terus naik, mengingat saat ini semakin banyak pabrik-pabrik porang baru didirikan, tersebar di Makassar, Surabaya, Semarang, Bogor, Bandung, dan lainnya,” akuhnya.
Budidaya porang tidak perlu meragukan hama, sebab, hama besar seperti babi hutan, landak atau tikus tidak perlu dicemaskan, karena umbi porang banyak mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan muntah, gatal pada lidah dan kerongkongan bila bagian tanaman dimakan mentah.
Reporter : Sar