Bendungan Rusak, Ratusan Hektar Sawah Petani Mowewe jadi Lahan Tidur

waktu baca 2 menit
Bendungan Rusak, Ratusan Hektar Sawah Petani Mowewe jadi Lahan Tidur.(Dekrit/Triaspolitika.id)

KOLTIM, TRIASPOLITIKA.ID – Ratusan hektar persawahan warga yang ada di Desa Nelombu, Desa Puosu, Desa Lapangisi dan Kelurahan Woitombo, Kecamatan Mowewe, Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara menjadi lahan tidur sejak tiga tahun terakhir.

Warga yang biasanya menanam padi di persawahan mereka kini terhenti.

Hal tersebut disebabkan bendungan yang kerap mengairi persawahan warga di wilayah itu rusak total akibat terjangan banjir beberapa tahun lalu.

Kini lokasi persawahan warga hanya dijadikan sebagai tempat memelihara ternak sapi, bahkan ada juga sebagian petani membiarkan lahan pertanian mereka menjadi lahan tidur.

Bendungan Rusak, Ratusan Hektar Sawah Petani Mowewe jadi Lahan Tidur.(Dekrit/Triaspolitika.id)

Salah seorang petani Mowewe, Syahrul mengatakan, sebagian besar lokasi persawahan warga tidak lagi difungsikan dengan baik selama tiga tahun terakhir.

Namun ada juga sebagian kecil warga memilih untuk menanam jagung di lokasi mereka.

“Sebagian warga yang memiliki modal cukup, mengelola lokasi mereka dengan tanaman jangka pendek seperti jagung dan kedelai,” kata Syahrul pada Triaspolitika.id, Rabu, (4/5/2022).

Sedangkan petani yang tidak memiliki modal cukup kata dia, memilih membiarkan lokasi mereka menjadi lahan tidur.

Kata Syahrul, lahan persawahan warga sudah tidak dikelola selama tiga tahun terakhir, sejak bendungan yang menjadi sumber irigasi persawahan warga rusak.

Syahrul berharap pemerintah segera memperbaiki bendungan yang selama ini rusak, agar petani bisa kembali menanam padi di lokasi mereka.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kolaka Timur, Hamdi menuturkan, setidaknya ada tiga ratusan hektar persawahan warga di Mowewe tidak dikelola dengan baik akibat rusaknya bendungan di wilayah itu.

Kata Hamdi, karena keterbatasan anggaran, sehingga interpensi pemerintah daerah hanya menggiring dan mengarahkan petani untuk menanam tanaman jangka pendek seperti jagung dan kedelai.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kolaka Timur, Hamdi. (Dekri/Triaspolitika.id)

Hamdi mengaku lahan persawahan warga banyak menjadi lahan tidur, karena petani atau pemilik lahan tidak mau diversifikasi lahannya selain dari tanaman padi sawah.

“Kami pemerintah secara teknis, selalu memberikan masukan serta saran supaya lahan petani tidak tidur, agar tetap termanfaatkan hingga menghasilkan dengan baik,” jelas Hamdi.

Sebagian petani yang mau diversifikasi lahanya kata dia, kini terbukti berhasil menghasilkan dengan baik.

“Petani yang berhasil adalah mereka yang memilih untuk menanam jagung konsumsi maupun jagung pakan ternak di lahan mereka,” katanya.

Kata Hamdi, pemerintah Koltim saat ini tengah membangun bronjong, sebagai sarana sementara agar lahan persawahan warga kembali terairi.

Reporter: Dhery

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!