Prabowo Akui Pernah Jadi Korban Hoaks Video dan Suara Buatan AI

waktu baca 2 menit
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Sidang Senat Terbuka Wisuda 521 Sarjana Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

BANDUNG, TRIASPOLITIKA.ID – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan pernah menjadi korban hoaks yang dibuat dengan teknologi artificial intelligence (AI). Ia mengatakan, kemajuan teknologi saat ini mempermudah penyebaran informasi palsu yang seolah-olah tampak nyata bagi masyarakat.

Prabowo menuturkan, salah satu bentuk hoaks yang sempat menimpanya ialah video yang menampilkan dirinya sedang bernyanyi. Padahal, kata dia, dirinya tidak pandai bernyanyi.

“Sekarang gampang bikin kebohongan, gampang menyebarkan kebohongan. Dengan AI, gampang membuat seolah-olah benar padahal tidak benar. Contohnya dibikin video klip Prabowo pintar nyanyi, padahal Prabowo enggak bisa nyanyi. Tapi dibikin saya pintar nyanyi, aku diam saja kalau begitu,” ujar Prabowo saat menyampaikan orasi di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

Selain video, Prabowo menyebut ada pula rekaman suaranya yang dimanipulasi menjadi pidato berbahasa Mandarin dan Arab. Ia mengaku hanya mendiamkan hal tersebut karena saat itu sedang berada dalam masa kampanye Pemilihan Presiden.

“Dibilang lagi, dibikin pidato dalam bahasa Mandarin, luar biasa pidatonya. Tapi karena saya sedang kampanye, aku diam saja. Dibikin juga saya pintar pidato bahasa Arab, padahal itu salah,” tuturnya.

Prabowo juga menyoroti manipulasi gambar yang kerap digunakan untuk menyesatkan publik. Ia mencontohkan, ada aksi demonstrasi yang dihadiri 100 orang, namun digambarkan seolah-olah diikuti 50.000 orang.

“Ada demo yang hadir 100 orang dibilang 50.000, pakai gambar entah dari tahun berapa. Ini berbahaya,” kata Prabowo.

Menurut Prabowo, kemajuan teknologi seperti AI memang membawa banyak manfaat, namun juga memiliki sisi berbahaya jika digunakan untuk tujuan yang salah. Ia mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap informasi yang beredar di media sosial.

“Teknologi bagus, tapi teknologi juga bisa menyusahkan kita. Teknologi bisa membantu luar biasa, tapi juga bisa menghancurkan kita dengan cepat. Rakyat harus tahu, tidak semua yang ada di YouTube atau media sosial itu benar,” tegasnya.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyinggung keberhasilan pemerintah dalam menyalurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebut, Indonesia kini menjadi salah satu negara contoh dalam pelaksanaan program tersebut.

Prabowo menyampaikan bahwa program MBG telah menjangkau 36,2 juta penerima manfaat hanya dalam waktu satu tahun.

“Sampai hari ini mungkin sudah lebih 1,4 miliar porsi makanan yang diberikan. Artinya, program ini 99,99 persen berhasil,” ujarnya.

  • Editor: Redaksi