Lorong Kecil yang Ramai Tak Biasanya

waktu baca 3 menit

Mowewe adalah tanah kelahiranku. Tanah dimana saya dibesarkan oleh keluarga kecil yang penuh dengan kesulitan.

Mowewe bukanlah kecamatan asing, jika disebut. Kenapa? Karena banyak pejabat yang berasal dari wilayah itu yang saat ini mengemban jabatan. Baik mereka yang berada di Kabupaten Kolaka, Kolaka Timur, maupun mereka yang saat ini menduduki jabatan strategis di Kota Kendari.

Sebenarnya saya tidak mau membahas tentang wilayah Kecamatan Mowewe, atau mau membahas mereka para pemangku jabatan yang saat ini lupa akan tanah asal kelahirannya.

Melainkan saya membahas lorong kecil yang jika saya perkirakan hanya sepanjang kurang lebih 1 kilo meter.

Lorong kecil itu dihuni sekitar 37 kepala keluarga. Profesi mereka pun bervariasi. Mulai dari Petani Sawah, Petani kakao, Pegawai Negeri Sipil, Tukang Bengkel, Tukang Batu, Pedagang, Pegawai Kesehatan, Pengurus Partai, hingga Imam Masjid.

Mengapa harus lorong kecil itu yang menggerakkan jemariku menulis artikel ini. Jawabannya karena di lorong itu tempat saya dibesarkan. Tempat dimana saya tumbuh dewasa dengan suka dan duka.

Lorong kecil ini membuat saya terperanjat. Kala itu disiang bolong saya mulai menghampiri, setelah melewati jalan lebar yang kian menyempit akibat tumpukan pasir dan bebatuan dibibir jalan.

Yah, saya terperanjat atau terkejut melihat penghuni lorong itu berhamburan keluar rumah. Ada apa? dalam hati saya.

Mengapa banyak warga yang keluar rumah? Semoga bukan kabar duka yang dialami penghuni lorong itu. Masih dalam hati berpikiran seperti linglung sembari menyaksikan warga yang kian ramai di jalanan.

Tidak ada tanda duka. Oh mungkin ada acara pernikahan, tapi siapa kata saya dalam hati. Undur gas kemudian memarkir kuda besi di teras rumah.

Saya pun masuk ke dalam rumah menuju kamar lalu istirahat sejenak. Tiba-tiba saya mengingat oh ia, warga kok pada keluar rumah yah, kata saya.

Sebagai Jurnalis, saya peka dan penasaran tentunya. Saya pun keluar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Daun pintu rumah yang sebelumnya tertutup rapat kini saya membukanya dengan lebar. Supaya bisa leluasa lagi melewatinya.

Masih ramai dan kian ramai. Ada apa?. Saya mencoba menghampiri salah satu warga untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Ini ada apa? Kenapa warga banyak yang pada keluar rumah? Tanya saya pada salah seorang warga. Dua pertanyaan saya langsung dijawab. “Oh ini. Mereka lagi melihat walos (tandem roller adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan bebatuan yang telah dihampar di jalan).

Saya reflek tertawa sembari bingung. Oh ternyata itu. Ternyata warga pada keluar rumah karena mau menyaksikan secara langsung bagaimana proses pengaspalan jalan.

Sebenarnya, bukan karena mereka belum pernah menyaksikan proses pengaspalan. Tetapi mereka baru melihat lorong kecil itu diperhatikan oleh pemerintah.

Saya saja yang saat ini sudah berumur 29 tahun. Baru mau menyaksikan lorong kecil kami disentuh aspal. Tapi alhamdulillah kami tidak perlu lagi menutup rumah hanya untuk menghindari polusi debu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Комплекс синонимы к слову.
    Речь определение в психологии.
    Психика и душа. Критичность мышления это.
    1 человек это. Как восстановить нервную систему и психику в домашних условиях.

    Take a look at my web-site … Психолог

Sudah ditampilkan semua
error: Content is protected !!