SPPBE mulai beroperasi di Kolaka, dipercaya dapat atasi kelangkaan tabung gas LPG
KOLAKA, TRIASPOLITIKA.ID – Kabar baik bagi masyarakat Kabupaten Kolaka. Saat ini, Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) dudah mulai beroperasi di wilayah tersebut.
Diyakini kehadiran SPPBE tersebut mampu mengatasi kelangkaan tabung gas elpiji. Selain itu, ketersediaan tabung gas LPG bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di beberapa kabupaten seperti Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur dan Bombana
Stasiun Pengisian Bulk Elpiji terletak di Desa Watalara, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka dan dikelolah oleh PT. Niaga Jaya Migas yang merupakan mitra PT. Pertamina.
Wahyudin Bakri selaku Manager SPPBE PT. Niaga Jaya Migas menjelaskan kapasitas produksinya setiap hari mencapai 10.000 tabung.
“SPBE ini untuk pemenuhan kebutuhan gas Elpiji di 3 kabupaten yaitu Kolaka, Kolaka Utara serta Kolaka Timur, dan tidak menutup kemungkinan juga dikirim ke Kabupaten Bombana, dan itu tentunya sangat mencukupi,” katanya.
Menurutnya, kehadiran SPPBE mampu membantu ketersediaan elpiji di Kolaka. Masyarakat kata dia tidak perlu lagi menunggu pengiriman dari Kendari-Makassar.
“Warga juga akan mudah mendapatkan tabung gas LPG. Selain itu, harganya juga relatif stabil. Ini juga bisa menekan harga pengiriman yang akan dirasakan masyarakat,” terangnya.
Kata Wahyudin, pihaknya akan menjadi penyedia jasa yang akan bekerja sama bersama distributor, agen dan pangkalan-pangkalan resmi agar masyarakat dapat terlayani.
Ia menambahkan, perusahaannya bakal memenuhi tenaga kerja dan akan memaksimalkan dari tenaga lokal.
“Dalam perekrutan Karyawan, kita akan upayakan untuk berdayakan tenaga lokal, hal ini sudah menjadi komitmen dari Perusahaan yang selalu berupaya menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Kolaka dan sekitarnya,” ujarnya.
Meski telah beroperasi SPPBE dengan standar opersional yang ketat dari Pertamina untuk kegiatan produksi dan keamanannya.
Wahyudin mengakui ada sedikit kendala dalam kegiatan ini yakni penolakan dari warga sekitar yang menolak beroperasinya SPPBE ini, dikarenakan membayangkan akan menimbulkan bahaya ledakan dan kebakaran bagi warga yang tingal di sekitar SPPBE ini.
“Kita lagi melakukan pendekatan dan musyawarah dengan sejumlah pihak yang berkepentingan dengan kegiatan usaha ini,” katanya.
Untuk itu dia mengharapkan agar semua pihak bisa saling terbuka untuk mencari solusi jika ada masalah yang ditimbulkan.
“Kita akan terbuka menerima saran dari semua pihak untuk keberlanjutan usaha ini,” katanya.
Ia juga menjelaskan, bahwa Apakah benar tabung LPG bisa menjadi penyebab timbulnya ledakan? Kebocoran tabung LPG memang bisa memicu terjadinya ledakan atau kebakaran. Ledakan terjadi ketika kebocoran gas terakumulasi di dalam ruangan tertutup, di mana dalam ruangan itu terdapat sumber api. Maka, volume gas yang semakin mengembang akan menyambar sumber api , dari situlah sumber bunyi ledakan.
” Untuk itu kami menjamin semua kegiatan produksi dengan menerapkan sistem kerja yang ketat untuk menghindari kecelakaan kerja yang dapat merugikan semua pihak dengan tingkat keamanan yang diterapkan di SPPBE PT Niaga Jaya Migas menggunakan mesin dengan kualitas terbaik yang ada di Indonesia” ujarnya.
Ia mengatakan seluruh kegiatan penerimaan hingga pengisian kembali tabung gas di SPPBE telah melewati standar keamanan yang baku. Setelah diturunkan dari kendaraan dealer di lokasi pengisian, petugas SPPBE segera melakukan pemeriksaan tabung.
Tabung yang rusak segera dipisahkan dari deretan tabung yang siap diisi kembali. Rata-rata kerusakan tersebut meliputi foot ring (cincin kaki), neck ring (cincin atas), dan valve (katup pengaman). “Biasanya bagian ini patah akibat perlakuan konsumen, tapi tidak berpotensi ledakan,” kata Wahyudin.
Setelah memastikan tabung dalam keadaan baik, petugas pengisian segera melakukan pemindahan gas dari tangki SPPBE ke dalam tabung. Ketika mesin indikator menyatakan pengisian telah selesai, tabung tersebut kembali menjalani pemeriksaan kebocoran.
Jika terjadi kelebihan tekanan gas, secara otomatis akan menyemburkan gas keluar melalui saluran pembuangan yang tersedia. Saluran ini memang disediakan produsen tabung untuk menghindari ledakan tabung.
“Jadi tidak mungkin ada ledakan akibat tekanan gas atau tabung yang rusak,” ungkapnya.
Untuk diketahui pada tahun 2007 pemerintah melakukan konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg untuk memberikan penghematan pada subsidi negara. Adanya konversi ini maka menyebabkan pengguna elpiji akan meningkat, maka perlu dibangun SPPBE untuk mensukseskan program konversi ini dan meningkatan kapasitas penjualan elpiji.
Studi kelayakan pendirian SPPBE akan meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek keuangan, aspek hukum, dan aspek lingkungan sudah dilakukan oleh konsultan yang ditunjuk Pertamina, tim teknis yang terkait dari Jakarta, tandasnya.
Reporter: A. Jamal