Siswa Sekolah Rakyat Kirim Surat Menyentuh untuk Presiden Prabowo: “Tunggu Kami, Ya, Pak”
JAKARTA, TRIASPOLITIKA.ID – Sebuah surat sederhana dari seorang siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) II Bandung Barat, Jawa Barat, menyentuh hati publik. Surat itu ditulis oleh Muhammad Daffa Raasyid dan ditujukan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
Surat yang ditulis tangan pada 17 Oktober 2025 itu bertepatan dengan hari ulang tahun ke-74 Presiden Prabowo. Melalui Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, Daffa menitipkan suratnya untuk disampaikan kepada Presiden.
“Sebuah titipan surat. Selembar kertas yang penuh makna. Dari Muhammad Daffa Raasyid, seorang siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama II Bandung Barat, untuk Presiden Prabowo,” ujar Seskab Teddy dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (24/10/2025).
Dalam suratnya, Daffa menyampaikan ucapan selamat ulang tahun sekaligus rasa terima kasih kepada Presiden atas kehadiran program Sekolah Rakyat. Program ini, kata dia, telah memberinya dan teman-temannya kesempatan untuk kembali menimba ilmu dan menumbuhkan semangat baru demi masa depan yang lebih baik.
“Terima kasih Bapak Prabowo karena telah membuat Sekolah Rakyat ini sehingga saya dan teman-teman bisa kembali merasakan bangku sekolah. Sekolah ini akan merakit kami menjadi anak-anak yang kreatif, cerdas, dan memiliki jiwa kepemimpinan seperti Bapak,” tulis Daffa.
Ia menutup suratnya dengan kalimat yang menggugah, “Mungkin sepuluh tahun ke depan kami akan menjadi orang yang sukses dan bisa membangun negara ini. Tunggu kami ya, Pak.”
Surat Daffa menjadi simbol nyata dari semangat generasi muda Indonesia yang tumbuh melalui kebijakan pemerataan pendidikan. Ia mewakili suara anak-anak dari keluarga kurang mampu yang kini memiliki akses pendidikan layak berkat program Sekolah Rakyat.
Program Sekolah Rakyat sendiri merupakan visi besar Presiden Prabowo untuk memutus rantai kemiskinan melalui pemerataan akses pendidikan. Hingga kini, sebanyak 166 Sekolah Rakyat telah beroperasi di berbagai wilayah Indonesia, memberikan pendidikan bagi 15.945 pelajar dari keluarga kurang mampu, khususnya yang termasuk dalam desil 1 dan desil 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Sekolah rakyat itu kita rancang sebagai upaya untuk memotong rantai kemiskinan. Anaknya orang miskin atau cucunya orang miskin tidak perlu untuk terus miskin. Kita harus berani mengubah dan memotong rantai kemiskinan. Kita tidak boleh menyerah kepada keadaan,” tegas Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin (20/10/2025).
Sepucuk surat dari Daffa menjadi pengingat bahwa di balik setiap kebijakan pendidikan, selalu ada harapan besar yang tumbuh—tentang masa depan yang lebih cerah, tentang semangat belajar tanpa batas, dan tentang keyakinan bahwa pendidikan mampu mengubah nasib bangsa.







