Perubahan Iklim dan Akses terhadap Air Bersih: Implikasi bagi Kesehatan Global

waktu baca 3 menit

Oleh: Rahmat Hidayat Zulhar, SKM

Perubahan iklim yang terjadi pada saat ini telah menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan global. Salah satu dampak paling nyata adalah terganggunya akses terhadap air bersih, yang secara langsung memengaruhi kesehatan manusia. Perubahan pola cuaca yang tidak menentu, naiknya permukaan air laut, dan peningkatan frekuensi bencana alam yang sering terjadi mengancam ketersediaan sumber air bersih di banyak wilayah di dunia.

Berdasarkan laporan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2023, secara global ada 2 miliar orang atau 26% dari populasi tidak memiliki air minum yang aman bagi tubuh. Sementara 3,6 miliar orang atau 46% dari populasi bumi tidak memiliki akses terhadap sanitasi aman dan bersih sesuai standar.

-2 Miliar Orang Miliki Air Minum Tidak Sehat dan 3,6 Miliar Orang Akses Sanitasi Tidak Sehat dan 2,4 Miliar Orang penduduk Kota pada 2050 Alami Air Langka.

Perubahan Iklim dan Krisis Air Bersih

Pemanasan global menyebabkan perubahan pola curah hujan, yang mengakibatkan kekeringan dibeberapa wilayah dan banjir di wilayah lain. Kekeringan memperburuk kelangkaan air, sementara banjir sering mencemari sumber air dengan limbah dan patogen, menjadikannya tidak layak konsumsi. Selain itu, kenaikan suhu mempercepat penguapan air dari danau, sungai, dan waduk, yang memperparah krisis air bersih.

Di negara berkembang, dampak ini terasa lebih parah. Populasi yang bergantung pada sumber air permukaan untuk kebutuhan sehari-hari sering kali terpapar risiko penyakit seperti diare, kolera, dan infeksi parasit akibat kontaminasi air. Menurut WHO, diare yang diakibatkan oleh air tidak bersih adalah penyebab utama kematian anak di bawah lima tahun di seluruh dunia.

Implikasi bagi Kesehatan Global

Akses terhadap air bersih adalah hak dasar manusia dan komponen kunci dari kesehatan publik. Ketika sumber air menjadi langka atau tercemar, dampaknya meluas pada banyak aspek kesehatan:

1. Penyakit Menular: Penyakit bawaan air seperti kolera, disentri, dan demam tifoid meningkat tajam di wilayah yang mengalami banjir atau kekurangan sanitasi.

2. Malnutrisi: Ketika air untuk irigasi menjadi langka, produksi pangan juga terpengaruh, yang dapat menyebabkan kekurangan gizi terutama pada anak-anak.

3. Kesehatan Mental: Ketegangan atas sumber daya air yang terbatas dapat memicu konflik sosial dan tekanan psikologis di masyarakat yang terdampak.

4. Penyakit Kronis: Kualitas air yang buruk, terutama yang terkontaminasi oleh logam berat atau polutan industri, berkontribusi pada penyakit kronis seperti kanker dan kerusakan ginjal.

Solusi dan Langkah yang Diperlukan

Mengatasi masalah ini memerlukan kolaborasi global. Langkah-langkah berikut dapat membantu:

1. Investasi dalam Infrastruktur Air: Membangun dan memelihara sistem pengolahan air bersih yang berkelanjutan untuk meningkatkan akses air minum yang aman.

2. Pengelolaan Sumber Daya Air: Menerapkan teknologi konservasi air, seperti sistem irigasi hemat air dan pemanenan air hujan, untuk mengurangi pemborosan.

3. Pendidikan dan Kesadaran: Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan perlindungan sumber daya air.

4. Kerja Sama Internasional: Negara-negara perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan lintas batas terkait air bersih, seperti perlindungan sungai internasional dan pengurangan polusi global.

Sebagai kesimpulan perubahan iklim dan krisis air bersih adalah dua isu yang saling terkait dan memiliki implikasi serius bagi kesehatan global. Tanpa tindakan segera, kita menghadapi peningkatan beban penyakit yang tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga membebani sistem kesehatan dan ekonomi dunia. Dengan pendekatan yang terkoordinasi dan berkelanjutan, kita dapat mengurangi dampak krisis ini dan memastikan hak dasar air bersih untuk semua.

Catatan: Penulis merupakan Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

 

error: Content is protected !!