Trik Nurul Septiani, Melewati Pandemi Covid-19 dengan Menjahit Pakaian
Lengkungan jari jemarinya disatukan. Memeggang erat kain yang begitu tidak lusuh. Tangan kanannya memutar Balance Wheel, sebagai tanda awal untuk memulai aktifitas kesehariannya di mesin jahit.
- Oleh : Dekri Adriadi
Wartawan: Kabupaten Kolaka
Kini wanita berkerudung itu menjadikan mesin jahitnya sebagai sahabat. Menemani kesehariannya dalam menantang pemberlakuan PPKM dari pemerintah.
Wanita dengan nama lengkap Nurul Septiani itu, tampak serius di depan mesin jahit. Tangannya cekatan mengatur kain. Perempuan berusia 27 tahun tersebut begitu bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan yang ia tangani setiap hari.
Yah, panggilannya Nurul. Ia merupakan salah seorang penjahit pakaian rumahan yang ada di Kelurahan Laloeha, Kecamatan Kolaka. Usaha ketrampilan itu sudah dilakoni sejak 2013 silam, usai menamatkan sekolah di SMKN 1 Kolaka pada jurusan tata busana pada tahun 2012.
Perempuan kelahiran 14 september 1994 itu menjadikan usaha jahitan pakaian, sebagai sumber perekonomian dalam memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya kebutuhan hidup, tetapi juga kebutuhan pendidikan bagi dia.
Perempuan bercadar itu mengaku, dimasa pemberlakukan Pandemi Covid-19 oleh pemerintah, ia sempat kesulitan. Kala itu tidak banyak lagi orang yang mengunjunginya untuk memesan agar dijahitkan pakaian.
Orang-orang kata dia mulai membatasi pergerakannya di luar rumah, sehingga untuk mendapat pelanggan sangat sulit. Nurul sempat putus asa kala itu.
Nurul akhirnya sempat membanting setir untuk tidak fokus lagi menghabisakan waktu bersama mesin jahitannya.
Ia terpaksa mencari lowongan baru agar dapat bertahan ditengah pemberlakuan Pandemi Covid-19 hingga PPKM oleh pemerintah.
Alhasil, Nurul diterima sebagai guru disalah satu sekolah Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Riyadhush Sholihin Kolaka.
Ia mulai mendidik anak usia dini. Mengajarkan mereka untuk lebih memahami huruf hijaiyah, serta mengajarkan mereka agar bisa mengenal angka bilangan.
Nurul akhirnya banyak berinteraksi dengan orang tua anak usia dini, yang akhirnya kembali mendapat tawaran jahitan dari orang tua anak.
Akhirnya usaha jahitan pakaiannya kembali ia lakoni. Semakin lama, semakin banyak juga ia dapatkan pelanggan.
”Alhamdulillah selain mengajar, saya juga sesekali menjahit pakaian pesanan dari orang tua anak,” kata Nurul.(*)