Survey LSS, Yusran Akbar Masuk 5 Besar Kandidat Potensial Calon Bupati Konawe
TRIASPOLITIKA.ID : KONAWE – Nama Yusran Akbar yang merupakan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin Konawe menjadi salah satu kandidat potensial calon bupati Konawe periode 2024-2029.
Hal tersebut berdasarkan rilis Lingkaran Survey Sulawesi (LSS) yang di laksanakan pada 13-16 Oktober 2023 dengan 400 responden menggunakan metode Slovin dengan Margin of error kurang lebih 5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam survey itu Yusran Akbar selalu muncul di lima besar saat silumasi calon bupati konawe bersama lima kandidat lain seperti, Fahcry Pahlevi Konggoasa, Rusdianto, Harmin Ramba dan Irawan Laliasa.
Dari tiga survey yang di lakukan terkait Popularitas (keterkenalan) Aksektabilitas (penerimaan) dan elektabilitas (keterpilihan) Yusran Akbar mampu konsisten di lima besar sebagai pendatang baru.
Direktur Utama LSS Muh Andi Hasgar, memaparkan, dari lima besar kandidat calon bupati, semuanya belum memenuhi 75 persen popularitas.
Namun demikan, nama Fahcry dan Rusdianto memiliki kans yang cukup mendominasi dari tiga survey tersebut.
Untuk survey popularitas, Fachry 66,50 %, Rusdianto 49,25 %, Irawan Laliasa 42,50 %, Harmin Ramba 35,00 % dan Yusran Akbar 30,75 persen.
Aksektabilitas, Fachry 58,25 %, Rusdianto 45,75 %, Irawan Laliasa 38,00 %, Harmin Ramba 31,75 % dan Yusran Akbar 29,50 %.

” Namun untuk Elektabilitas (keterpihan) Calon Bupati (Top Of Mind), Fachry 17,00 %, Rusdianto 14,25 %, Harmin Ramba 8,75 %, Yusran Akbar 8,50 % dan Irawan Laliasa 5,50 persen, sementara jumlah yang belum memutuskan sebanyak 33,50 persen” kata Hasgar, Sabtu 04/11/2023.
Sementara itu, pengamat politik Najib Hesein menanggapi hasil survey LSS, terkait calon bupati konawe, mengatakan jika semua kandidat memiliki peluang yang sama.
Hal tersebut karena tidak satupun nama kandidat yang mapu mencapai 75 persen popularitas.
Ia bahkan mengaku, konawe merupakan tanah tak bertuan dan semua kandidat punya peluang.
” Saya melihat tadi popularitas nya tak satupun calon yang mencapai 75 persen, artinya apa? Semua calon punya peluang untuk bisa menang, beda kalau kemudian ada calon yang sudah bisa capai 75 persen, itu sudah sangat berat, ” ungkap Najib Hesein.