Pemkab Koltim Genjot Pembangunan Fisik dan SDM
KOLTIM, TRIASPOLITIKA.ID – Demi meningkatkan kualitas pendidikan di Kolaka Timur, Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolaka Timur terus menggenjot pembangunan baik pembangunan fisik maupun pembangunan SDM.
Dalam setiap kesempatan, Plt. Bupati Kolaka Timur Abd. Azis, SH,. MH,. Mengatakan bahwa pendidikan adalah kunci keberhasilan dalam pembangunan karakter generasi masa depan.
Abd. Azis berkomitmen akan terus meningkatkan kualitas Pendidikan di Kolaka Timur. “Kita terus berupaya meningkatkan kualitas Pendidikan mulai dari Pendidik hingga anak didik” ucap Azis
Gerak cepat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolaka Timur dibawah komando Abd. Azis dalam membangun Kolaka Timur dapat terlihat dengan dibangunnya beberapa sarana dan prasarana pendidikan mulai dari Lambandia hingga Ueesi.
Salah satu gebrakan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam melakukan Pembangunan sekaligus pemberdayaan masyarakat adalah dengan melibatkan Kelompok Masyarakat yang ada di setiap Kecamatan dalam proses pembangunan sarana dan prasarana pendidikan.
Seperti pembangunan gedung UKS, Gedung Laboratorium dan Gedung Perpustakaan di SD N 2 Raraa yang terletak di Kecamatan Ladongi.
Pembangunan gedung tersebut dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang ada di Kecamatan Ladongi. Begitu pula beberapa bangunan gedung sekolah yang ada di Kecamatan lain.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur sebelumnya telah memberikan SK PPPK kepada 367 tenaga pendidik yang telah mengabdikan diri di Kolaka Timur.
Dalam kegiatan penyerahan SK tersebut, Pltm Bupati Kolaka Timur berpesan untuk selalu bekerja dengan ikhlas dan tulus dalam memberikan pelayanan dengan masyarakat.
“Saya juga mengingatkan kepada kita semua untuk selalu bekerja dengan ikhlas dan tulus dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena dengan seperti itu Insha Allah rejeki kita akan dilipatgandakan serta yakin dan percaya apa yang ditanam itulah yang akan diperoleh kedepannya, berjuanglah secara baik, dan mengabdilah untuk khususnya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka Timur ini” Kata Azis.
Diketahui bahwa saat ini pemerintah sedang memfokuskan perhatian terhadap kualitas pendidikan melalui program Merdeka Belajar.
Kebijakan Merdeka Belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Merdeka Belajar adalah sebuah program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim sebagai upaya untuk bebas berpikir dan berekspresi.
Dikatakan merdeka dalam belajar artinya siswa memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi. Jadi, bukan berarti siswa tidak perlu belajar lagi, ya.
Dengan adanya program Merdeka Belajar ini, pemerintah berharap dapat menghadirkan pendidikan yang bermutu tinggi bagi semua peserta didik di Indonesia.
Selain menghadirkan pendidikan yang bermutu tinggi, program Merdeka Belajar juga memiliki tujuan lain. Adapun tujuan Merdeka Belajar adalah sebagai berikut.
• Membangun suasana belajar yang lebih menyenangkan bagi guru dan siswa.
• Memberikan keleluasaan pada sekolah dalam mengadakan penilaian dan penerapan kurikulum sesuai dengan kondisi sekitar.
• Memenuhi kebutuhan peningkatan sumber daya manusia dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
• Menciptakan peserta didik yang berjiwa merdeka, serta tidak merasa dikekang oleh ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran sehingga mereka dapat menemukan potensi dan kemampuan diri masing-masing.
• Mempercepat pencapaian tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini sebenarnya terinspirasi dari konsep Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia ini, pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia.
Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara juga didasarkan pada dasar kemerdekaan yang dikenal dengan istilah sistem among, yaitu melarang adanya hukuman dan paksaan pada peserta didik karena hal tersebut dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitas mereka.
Dari konsep Mereka Belajar Ki Hajar Dewantara inilah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim akhirnya mencanangkan konsep Merdeka Belajar sebagai program kebijakan baru Kemendikbud.
Dengan adanya konsep Merdeka Belajar ini, baik guru maupun siswa diharapkan memiliki jiwa yang bebas dalam hal mengembangkan dan mengeksplorasi potensi, bakat, dan kemampuan diri sendiri tanpa terkekang oleh aturan dan ketentuan yang berlaku dalam pembelajaran
Ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan konsep Merdeka Belajar, yakni :
1. Menciptakan Lingkungan Pendidikan berbasis Teknologi
Pengaruh teknologi pada lingkungan pendidikan tidak dapat terelakkan. Maka dari itu, hadirnya program Merdeka Belajar ini sebagai langkah awal yang strategis untuk menunjang lingkungan pendidikan agar lebih adaptif terhadap era revolusi 4.0.
Selain itu, lingkungan pendidikan yang difasilitasi oleh teknologi juga dapat menjadi tempat bertumbuhnya keleluasaan berpikir, keberaniaan berinovasi, dan meningkatkan kemampuan menganalisis suatu risiko secara tepat
2. Kerja sama lintas Pihak
Langkah berikutnya yang harus dilakukan dalam melaksanakan konsep Merdeka Belajar adalah kerja sama lintas pihak.
Dalam hal ini, kerja sama lintas pihak yang dimaksud adalah suatu sekolah bekerjasama dengan sekolah lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kerja sama ini penting untuk dilakukan di era teknologi ini untuk meningkatkan kesadaran dalam belajar dan saling membantu dalam memperbaiki kemampuan dan sumber daya
3. Urgensi Data
Kemendikbud memiliki andil dalam menyediakan sumber daya dan sarana yang unggul. Hal ini dilakukan untuk mendukung kebijakan yang dicanangkan, seperti mempersiapkan guru dalam menghadapi sistem mengajar dengan menggunakan teknologi
Ada tujuh komponen Merdeka Belajar yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan dari program tersebut.
Ketujuh komponen Merdeka Belajar adalah sebagai berikut:
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah komponen dalam Merdeka Belajar yang berkaitan dengan cara siswa membangkitkan pengetahuan yang sudah ada. Hal ini akan memudahkan siswa dalam menyusun suatu konsep.
Dari konsep tersebut, siswa dapat saling berbagi dan mempraktikkan pengetahuan yang dimiliki untuk mendapatkan pengalaman nyata
2. Inquiry
Inquiry artinya siswa mencari dan menyelidiki sendiri pengetahuan yang ingin diketahuinya agar rasa penasarannya bisa terjawab. Komponen inquiry dalam Merdeka Belajar ini dapat membuat siswa berpikir lebih kritis dalam kegiatan belajar
3. Bertanya
Komponen lain dalam program Merdeka Belajar adalah bertanya. Dalam hal ini, siswa akan dibiasakan untuk berani bertanya mengenai materi pelajaran, konsep, atau hal-hal lain yang tidak dipahaminya
4. Learning Community
Learning community artinya siswa tidak hanya bekerja secara individu saja, tapi juga bekerjasama dengan orang lain sehingga bisa saling bertukar ide dan pengalaman
5. Modelling
Modelling dalam komponen Merdeka Belajar artinya ada contoh atau model yang bisa diikuti siswa saat mengerjakan sesuatu, seperti hasil karya seni, narasumber, dan lainnya. Guru bisa menjadi modelling untuk siswa-siswanya, tetapi guru bukan satu-satunya model dan hanya berperan sebagai fasilitator saja. Itu artinya, siswa bisa mencari modelling selain gurunya
6. Refleksi
Kegiatan refleksi dalam Merdeka Belajar bertujuan untuk membuat siswa merefleksikan atau merenungkan apa saja yang sudah dipelajari. Hasil renungan ini bisa dituangkan siswa dalam bentuk pernyataan langsung, catatan selama mengikuti kegiatan, kesan dan saran pembelajaran, dan sebagainya
7. Authentic Assessment
Pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari siswa akan diukur dan dinilai. Penilaian atau authentic assessment ini bisa dilakukan secara berbeda-beda, tergantung jenjang pendidikan siswa.
Secara umum, guru memiliki berbagai peran dalam proses pembelajaran dengan siswa, antara lain:
1) Guru sebagai pendidik dan pengajar
2) Guru sebagai mediator dan fasilitator
3) Guru sebagai pengelola
4) Guru sebagai demonstrator
5) Guru sebagai pembimbing dan motivator
6) Guru sebagai evaluator
Dalam program Merdeka Belajar, guru dituntut untuk lebih aktif sebagai pelopor kesuksesan penerapan program tersebut. Dengan peran-peran guru tersebut, diharapkan guru dapat mewujudkan program Merdeka Belajar dalam proses pembelajarannya.
Selain itu, dibutuhkan juga kompetensi tambahan pada guru dalam program Merdeka Belajar. Adapun kompetensi tambahan yang harus dimiliki guru dalam program Merdeka Belajar adalah kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan dengan holistik dan logis (computational logic) dan compassion yang berkaitan dengan kompetensi profesional guru(ADV).
Reporter : Hery