Lumpur Masuk di Rumah Warga hingga 1 Meter, Warga Tambea Demo PT Antam
KOLAKA, TP – Puluhan warga asal Desa Tambea, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, berdemonstrasi di halaman kantor camat Pomalaa, Kamis (12/11/2020) siang.
Warga meminta perusahaan pertambangan PT. Antam Tbk UBPN Sultra, yang beroperasi di kecamatan Pomalaa supaya memberikan jaminan keselamatan warga Tambea, jika cekdam milik PT. Antam yang jaraknya berkisar 200 meter dari pemukiman warga Tambea tidak bakalan jebol.
Pasalnya, jika Cekdam tersebut jebol bisa mengakibatkan pemukiman warga Tambea tenggelam. Cekdam milik PT. Antam tersebut sebenarnya sudah pernah jebol pada tahun 1999, yang menyebabkan pemukiman warga Tambea saat itu digenangi air setinggi 2 hingga 3 meter.
Warga menilai ada kemungkinan potensi jebol cekdam milik perusahaan BUMN tersebut kembali terjadi. Mengingat, kabupaten Kolaka sebentar lagi bakal diguyur hujan.
Air berwarna kuning kecoklatan yang bersumber dari Cekdam itu, sebelumnya memang sudah pernah masuk ke pemukiman warga Tambea, tepatnya pada dibulan Mei 2020, kalah itu air Cekdam tersebut meluap saat di musim penghujan.

Peluapan air Cekdam saat itu menyebabkan, air dan lumpur masuk ke rumah warga hingga 1 Meter. Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang warga Tambea saat ikut berdemonstrasi di kantor Camat Pomalaa.
“Ada video-nya waktu air masuk di dalam rumah saya setinggi 1 Meter, bahkan bukan hanya air, lumpur berwarna kuning kecoklatan juga ikut masuk ke rumah saya,” kata salah seorang warga Tambea, Tahria saat menggelar demonstrasi di kantor Camat Pomalaa, Kamis (12/11/2020).
Kata Tahria, saat air msuk ke rumhnya, seluruh perabot rumah penuh lumpur. ”Barang-barang kami semua rusak akibat lumpur saat air masuk,” imbuh Tahria.
Selain Tahria, warga lainya juga mengatakan hal demikian. Misalnya, Rusman, ia maengatakan jika kabupaten Kolaka masuk daerah rawan La Nina atau cuaca ekstrim.
Masuknya kategori Kolaka sebagai daerah La Nina sudah disampaikan oleh BNPBD Kolaka. Sehingga ke kawatiran warga akan meluapnya cekdam makin membesar.
”Waktu meluapnya cekdam milik Antam bulan Mei kemarin, sejumlah pemikiman warga sempat dimasuki air,” kata Rusman pada triaspolitika.id.
Lebih lanjut mantan anggota legislator itu, kekawatiran warga akan meluapnya cekdam sangat besar, sebab cekdam perusahaan pertambangan tersebut tidak memiliki tanggul sebagai penahan debit air jika meluap nantinya.
Sementara itu pihak manajemen PT. Antam Tbk UBPN Sultra, Dito Yulianto menerangkan, jika cekdam milik PT. Antam tidak pernah jebol seperti yang dikatakan warga Tambea.
”Cekdam kami tidak pernah jebol. Cekdam tersebut sfety. Kami dari Antam selalu mengoperasikan serta mengelola cekdam sesuai dengan regulasi ada, insyaallah aman,” terang Dito Yulianto.
Lebih lanjut Dito Yulianto mengungkapkan, jika meluapnya air cekdam tersebut tidak bakalan terjadi. Terkait sempat meluapnya air di cekdam tersebut Dito Yulianto mengakui memang pernah terjadi, namun itu disebabkan adanya resiko yang tidak dapat dikendalikan.
”Peristiwa itu terjadi di Desa Pesohua, bukan di Desa Tambea. Kala itu, ada aktifitas perusahaan pertambangan yang tidak dijalankan oleh Antam, sehingga air yang berasal dari pertambangan yang dioperasikan dari perusahaan lain air-nya masuk ke cekdam milik Antam, sehingga mengakibatkan kapasitas cekdam dalam menampung debet air melebihi kapasitas,” jelas Dito Yulianto.
Liputan: Dekri