Jetty Nikel Hijau PT Vale Dapat Dukungan TNI AL, Morowali Siap Jadi Tulang Punggung Hilirisasi Nasional

waktu baca 3 menit
Morowali Siap Jadi Tulang Punggung Hilirisasi Nasional

MOROWALI, TRIASPOLITIKA.ID – Di tengah transisi energi global dan upaya mengatasi krisis iklim, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) terus memperkuat peran strategis Indonesia dalam rantai pasok nikel dunia.

Komitmen itu diwujudkan melalui pembangunan fasilitas jetty berkelanjutan di kawasan Indonesia Growth Project (IGP) Morowali yang kini mendapat dukungan penuh dari TNI Angkatan Laut.

Jetty yang dirancang mampu menangani hingga 10 juta ton limonite ore dan 5–6 juta ton saprolite ore per tahun ini menjadi simpul vital dalam mendukung logistik menuju fasilitas pemurnian nikel di Sambalagi. Pada Rabu, 21 Mei 2025, fasilitas ini mendapat kunjungan strategis dari Komandan Lantamal VI TNI AL Makassar, Brigjen TNI (Mar) Wahyudi, bersama jajaran, sebagai simbol penguatan sinergi antara sektor pertahanan dan industri nasional.

“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, kami membangun masa depan Indonesia dalam ekonomi hijau global,” kata Muhammad Asril, Chief of Project Officer PT Vale.

Menurutnya, keberlanjutan lingkungan, keamanan laut, dan efisiensi logistik harus menjadi satu kesatuan dalam mendorong industri nikel hijau yang berdaya saing.

Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Grup MIND ID, pengembangan IGP Morowali didesain berbasis prinsip Environment, Social, and Governance (ESG).

Fasilitas jetty ini tidak hanya menjadi penghubung fisik, tetapi juga pengungkit nilai tambah dalam negeri dan transformasi energi global.

Brigjen Wahyudi menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan proyek yang menurutnya menunjukkan standar keberlanjutan tinggi.

“Saya melihat langsung kolam sedimentasi, fasilitas pembibitan, hingga sistem pengelolaan limbah. PT Vale telah menunjukkan komitmen kuat dalam perlindungan lingkungan yang patut menjadi model nasional,” ujarnya.

Sinergi antara TNI AL dan pelaku industri, kata Wahyudi, menjadi kunci dalam memastikan kawasan pesisir tetap aman dan operasional industri berjalan lancar.

Apresiasi juga datang dari pihak Syahbandar. Harjono, perwakilan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas III Bungku, menyebut PT Vale sebagai perusahaan yang taat dalam pengelolaan dan perizinan pelabuhan.

“Kami mendukung percepatan perizinan jetty agar segera beroperasi untuk mendukung industri nasional. Komitmen PT Vale dalam kepatuhan perizinan dan standar keselamatan sangat kuat,” ujarnya.

Dalam proses pembangunan jetty ini, PT Vale menempatkan keselamatan kerja dan keberlanjutan sebagai fondasi utama.

Fasilitas dibangun mengikuti standar internasional untuk meminimalkan dampak lingkungan, sekaligus memperkuat keandalan logistik nasional.

“Dalam setiap aspek pekerjaan kami, dari dermaga hingga reforestasi, prinsip ESG kami terapkan secara nyata. Kami tidak hanya menambang—kami memulihkan, melindungi, dan memberdayakan,” tutur Asril.

Praktik terbaik PT Vale di Sorowako, seperti reklamasi, pengelolaan air, dan pelibatan komunitas, kini direplikasi di Morowali untuk memastikan kesinambungan jangka panjang serta kontribusi nyata terhadap target Net Zero Emissions Indonesia 2060.

Dengan operasionalisasi jetty ini, PT Vale membuka jalur baru bagi efisiensi logistik, peningkatan hilirisasi, serta penciptaan lapangan kerja hijau.

Kolaborasi dengan TNI AL bukan hanya soal pengamanan, tapi tentang memperkuat ekosistem industri strategis berbasis keberlanjutan.

“Indonesia punya semua bahan mentah untuk membangun masa depan rendah karbon. Tapi keberhasilan itu bergantung pada ekosistem industri yang aman, inklusif, dan berkelanjutan—dan itu dimulai hari ini, dari Morowali,” pungkas Asril.(**)

error: Content is protected !!