Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu Tempe di Kolaka Mengeluh

waktu baca 2 menit
Salah seorang pengrajin Tahu di Kecamatan Wundulako. (Budi/triaspolitika.id)

KOLAKA, TRIASPOLITIKA.ID – Sejumlah pengrajin Tahu dan Tempe di Kabupaten Kolaka, Sulwesi Tenggara (Sultra), mengeluh akan harga komoditas kedelai yang kian naik.

Pasalnya, harga kedelai impor yang sebelumnya di banderol Rp550 ribu per 50 kilo gram, kini melonjak naik hingga Rp650 ribu per 50 kilogramnya.

Akibatnya, banyak pengrajin tahu dan tempe di wilayah tersebut terpaksa memilih untuk memperkecil produk mereka. Hal itu dilakukan guna mensiasati agar para pengrajin tidak mengalami kerugian yang berlebihan.

Salah seorang pengrajin Tahu di Kecamatan Wundulako. (Budi/triaspolitika.id)

Seperti halnya yang dialami Maya Sera, salah seorang pengrajin tahu tempe di Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka.

Maya mengaku terpaksa harus mengurangi ukuran produk tahu dan tempenya, guna mensiasati agar kerugian yang timbul akibat naiknya harga kedelai tidak begitu besar.

”Kami terpaksa mengurangi ukuran tempe dan tahu kami. Sebab, jika kami masih menggunakan ukuran seperti semula, banyak kerugian yang akan timbul,” kata Maya pada triaspolitika.id.

Salah seorang pengrajin Tahu di Kecamatan Wundulako. (Budi/triaspolitika.id)

Kata Maya, tidak hanya harga kedelai saja yang berdampak pada usahanya. Namun minimnya air saat ini juga berdampak pada usaha yang ia lakoni selama delapan tahun.

”Kami juga kesulitan air bersih. Sebab, saat ini intensitas hujan di wilayah Kolaka sangat tinggi, hingga menyebabkan air keruh dan tidak layak untuk gunakan,” katanya.

Reporter: Budi Handuk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *