Eks Tambang Batu PT Wika telan Korban, Humas Wika Enggan Komentar

waktu baca 2 menit
Lokasi peristiwa tenggelamnya seorang remaja desa Unggulino

TRIASPOLITIKA.ID : KONAWE – Gadis 19 tahun inisial A meninggal dunia di bekas galian tambang batu di desa Unggulino, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, pada Minggu 14/01/2024 malam lalu.

Diduga korban terperosok dan tenggelam saat berada di pinggir galian tambang yang ber kedalaman 4 meter. Korban berhasil di evakuasi oleh tim gabungan SAR Kendari lima jam kemudian.

Dibalik insiden itu, ada nama PT Wika yang mesti bertanggung jawab atas lokasi tambang yang menyebabkan seorang remaja tenggelam.

Barifin warga Puriala yang juga merupakan pemilik lahan tambang menyebut, PT Wika mesti bertanggung jawab atas reklamasi pasca tambang batu.

Kata Barifin, PT Wika telah merubah bentuk dan struktur tanah di wilayah itu dengan melakukan ekploitasi menggunakan peledak atau blasting hingga menimbulkan kubangan besar sedalam 4 meter.

Batu hasil blasting itu, di peruntukan untuk keperluan pembangunan bendungan Ameroro. Namun setelah melakukan aktifitasnya, PT Wika belum ada niat melakukan reklamasi di lokasi tersebut.

“Siapa yang merubah bentuk maka dia pula yang harus melakukan perbaikan atau reklamasi,” kata Barifin saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jum’at (19/1/2024).

Ia menjelaskan, PT Wika memiliki Isin Usaha Pertambangan atau IUP dan yang melakukan blastung, sementara Ia hanya pemilik lokasi, sehingga eksploitasi sepenuhnya milik PT Wika.

“Lokasinya milik saya, tapi terkait IUP ataupun pengolahan dan Blasting itu mereka (PT WIKA-red),” tambahnya.

Untuk mencegah insiden terulang, Ia telah memasang papan informasi agar warga tidak beraktivitas di galian tersebut.

Bahkan telah mengurangi debit air menggunakan alkon. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab dirinya sebagai warga Puriala dan pemilik lahan.

Namun kata dia PT Wika lah yang mesti bertanggung jawab penuh.

Ia juga mengungkapkan telah melakukan tolak balak di lokasi kejadian sesuai adat istiadat setempat.

“Sebagai orang tolaki kami juga sudah melakukan adat Mooli dan Mosehe, supaya lokasi kami terhindar dari malapetaka dan marabahaya,” timpalnya.

Sementara itu, Humas PT Wika saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp hingga berita ini terbit enggan memberikan komentar.

error: Content is protected !!