DR. Samirudin, Sosok Pemimpin Visioner

waktu baca 4 menit
Dr. Samirudin didampingi Isteri.

Opini : Pemerhati Daerah

Pemilihan Bupati /Wakil Bupati di Kabupaten Buton Selatan (Busel) masih cukup lama dan digelar tahun 2022, tetapi sejumlah bakal calon bupati/wakil bupati mulai tampil mempresentasikan diri agar dikenal dan dipilih saat pilkada nanti.

Menjadi pertanyaan kemudian, siapakah yang diunggulkan dan bisa membawa Buton Selatan menuju perubahan lebih baik dan bermartabat. Ada pandangan sejumlah tokoh masyarakat Buton Selatan bahwa pemimpin kedepan harus mampu membawa Buton Selatan menjadi daerah yang maju dan rakyatnya sejahtera, dan itu ada pada sosok DR. Samirudin. Mengapa? karena dinilai sebagai figur yang visioner. Ia tahu mau di bawa dan diarahkan kemana Buton Selatan selama lima tahun kedepan.

Ukuran dari sosok DR. Samirudin tersebut dapat dilihat pada aspek berikut :

Pertama, Jujur, amanah dan cerdas; Sudah tidak menjadi rahasia umum bahwa banyak para pemimpin yang pintar dan cerdas, namun ia tidak di dukung oleh sifat yang jujur dalam setiap ucapan, sikap, dan perilakunya, sehingga ia terpuruk dan jatuh dalam kubangan kekuasaan yang menggoda. Ia lupa bahwa jabatan itu adalah amanah yang di pertanggungjawabkan tidak saja di dunia ini, namun juga bersifat transenden, yakni di akhirat kelak. Namun, harus diakui dan di ingat, seseorang yang jujur saja tidak cukup, harus di topang pula oleh kecerdasan intelektual yang teruji sehingga ia tidak mudah di bodohi.

Kedua, Mempunyai kredibilitas dan track record yang baik; DR. Samirudin selama menjadi PNS dan berwirausaha terbukti mempunyai kredibilitas dan track record atau reputasi yang tidak diragukan dan teruji. Jadi, tidak diragukan ketika memimpin Buton Selatan karena kredibililitas dan reputasinya tidak cacad atau“merah”. DR. Samirudin yakin dan sadar bahwa politik machiavilian yang saling memfitnah dan menjatuhkan harus di tolak dan di buang ke tong sampah karena akan melahirkan kehancuran dan malapetaka di daerah. Keyakinan ini terinternalisasi dalam gerak dan langkahnya.

Ketiga, Mau Melayani; Ciri ini hampir jarang ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak pemimpin lebih cenderung ingin dilayani, diberi hak-hak istimewa, diutamakan dan dihormati. Kepemimpinan sering diartikan dengan jabatan formal, yang justru menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari masyarakat yang seharusnya dilayani. Bahkan, jarang dijumpai pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.

DR. Samirudin yakin bahwa mau melayani menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Hal tersebut dimulai dari dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk melayani masyarakat. Sifat mau melayani berarti memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dilayani. Kasih itu terwujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari masyarakat yang membutuhkan pelayanan.

Keempat, Mau mendengar dan menerima kritik; Salah satu ciri khas DR.Samirudin adalah mau mendengar pendapat, saran dan menerima kritik dari masyarakat. Tuhan memberi kita dua buah telinga dan satu mulut, dimaksudkan agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara.

Kadang-kadang hanya dengan mendengarkan saja seorang pemimpin dapat menguatkan masyarakatnya yang sedang dilanda kesedihan atau kesulitan. Mendengar berarti mau membuka diri dan menerima, suatu sifat yang menggambarkan kerelaan untuk menerima kelebihan dan kekurangan orang lain maupun diri sendiri. Demikian halnya dengan kritik, DR. Samirudin senantiasa memandang kritik sebagai sarana untuk belajar dan tumbuh mencapai suatu kedewasaan. Kritik merupakan bahan baku untuk mengembangkan diri, bukan untuk menunjukkan salah atau benar. Apapun bentuk dan cara penyampaian kritik harus senantiasa di pandang positif dalam proses pembelajaran yang berlangsung terus menerus dalam hidup. Ada pemimpin yang memandang kritik sebagai hal pribadi yang menunjukkan kelemahan dan kegagalan. Padahal sebaliknya, kritik justru menunjukkan kemenangan dan kedewasaannya dalam menghadapi setiap tantangan dan kesulitan.

Kelima, Dapat membuat perencanaan strategis lima tahun kedepan; DR.Samirudin adalah sosok yang tahu arah dan skala prioritas lima tahunperiode jabatannya. Program kerja yang direncanakan selama lima tahun mencakup hal-hal yang dinginkan oleh masyarakat Buton Selatan terutama wong cilik, baik di bidang Agama, Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Sosial, Budaya/Pariwisata dan lainnya menjadi skala prioritas, karena di bidang tersebut terjadi pengembangan intelektual, pemupukan mentalitas atau moralitas, dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup lebih bermakna. Dengan demikian, akan memberikan dampak positif bagi kemajuan Buton Selatan kedepan. Tentunya, hal ini harus di turunkan tidak saja karena adanya good will dan political will namun juga good action, artinya di laksanakan, bukan retorika normatif semata.

Dan akhirnya, penulis sungguh yakin dan percaya bahwa masyarakat Buton Selatan masih mempunyai hati nurani dalam memilih dan menetapkan pemimpinnya. Mereka pasti sangat merindukan figur DR. Samirudin karena yakin di tangannya upaya penyelesaian masalah-masalah kongkret seperti kemiskinan, pengangguran, peningkatan SDM dan pembangunan infrastruktur dapat teratasi dengan baik dan benar.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *