DPRD Sultra Sosialisasi Ideologi Pancasila di Dangia

waktu baca 4 menit
Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Masyhuri menggelar sosialisasi Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan di desa Mulia Jaya, kecamatan Dangia, Kolaka Timur pada Rabu, (14/06/2023).|Hery/Triaspolitika.id

KOLTIM, TRIASPOLITIKA.ID – Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Masyhuri menggelar sosialisasi Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan di desa Mulia Jaya, kecamatan Dangia, Kolaka Timur pada Rabu, (14/06/2023).

Kepala Desa Mulia Jaya Suraji berharap, agar peserta kegiatan dapat menyimak dengan baik materi yang disajikan.

“Semoga materi yang dibawakan hari ini tentang Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan dapat mempererat ikatan dan kebersatuan kita dalam membangun Desa Mulia Jaya dan daerah kita,” kata Suraji.

Selaku pemateri Irwansyah, mengatakan ada empat pilar kebangsaan yang menjadi pembahasan utama dalam sosialisasi tersebut.

“Empat Pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,” jelas Irwansyah.

Menurut Irwansyah empat pilar kebangsaan ini dapat meningkatkan kesadaran warga Indonesia tentang kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bermasyarakat.

“Pancasila adalah inti terdalam yang menjadi sumber penyusunan semua produk hukum. Sehingga semua peraturan perundang-undangan harus selaras, tunduk, dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,” jelas Irwansyah.

Lanjut Irwansyah, Pancasila merupakan satu-satunya ideologi yang sempurna dan hanya dimiliki oleh bangsa kita.

“Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti Lima dan Sila yang bermakna Dasar, sehingga Pancasila merupakan dasar dan pijakan negara dalam menentukan peraturan-peraturan serta Pancasila juga merupakan landasan bagi semua aktivitas kemasyarakatan, keagamaan dan kebudayaan di Indonesia,” sambung Irwansyah.

Selain Pancasila, pilar kedua adalah Undang- Undang Dasar 1945 yang lebih dikenal dengan UUD 45.

UUD 45 sebagai konstitusi bangsa Indonesia merupakan dokumen hukum dan dokumen politik yang memuat cita- cita, dasar-dasar, dan prinsip-prinsip penyelenggaraan kehidupan nasional Pembukaan dan Pasal-pasal adalah satu kesatuan norma- norma konstitusi.

Irwansyah menjelaskan bahwa aturan-aturan yang dibentuk menjadi suatu kewajiban untuk dilaksanakan dengan baik oleh segenap masyarakat Indonesia.

“Aturan yang telah ditetapkan menjadi pengikat bagi kita semua agar kita tetap berada dijalur dan norma- norma yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelas calon doktor muda Sultra tersebut.

Lebih lanjut Irwansyah menuturkan bahwa Indonesia dengan satu ideologi yang disebut Pancasila menjadikan Indonesia tetap ada meskipun dengan keberagaman baik agama, suku dan budaya serta banyaknya pulau.

“Oleh karena itu, maka kita kenal dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Irwansyah mencontohkan bahwa dahulu ada yang disebut Uni Soviet, namun karena ideologinya bukan pancasila maka uni soviet kini sudah tidak ada.

“Dari keberagaman itu, maka kita di ikat oleh slogan Bhineka Tunggal Ika, yaitu Berbeda- beda Namun Tetap Satu,” terang Irwan.

Dengan Bhineka Tunggal Ika tersebut maka pemikiran kita sudah final tentang keberagaman kita, sehingga kita tidak lagi menanyakan suku, agama, adat ataupun budaya ketika kita melakukan aktivitas keseharian.

“Ketika kita ke pasar untuk beli ikan misalnya, apakah kita bertanya tentang suku penjualnya? Tentu tidak, sebab pemikiran kita sudah final bahwa kita semua adalah saudara sebangsa setanah air yang dilahirkan oleh ibu pertiwi Indonesia,” ungkap Irwansyah.

Dalam sesi tanya jawab, Ibrahim menanyakan bagaimana Pancasila itu dapat dilaksanakan dalam mem-Pancasila-kan kehidupan sehari-hari.

Irwansyah memberikan jawaban dan penjelasan serta contoh yang dapat dipahami dan di cerna oleh peserta.

“Kita beragama dengan bebas sesuai keyakinan kita itu adalah pancasila, kita ikut gotong royong itu juga wujud dari pengamalan pancasila untuk merekatkan persatuan kita, mengikuti musyawarah itu juga adalah wujud pengamalan pancasila,” kata Irwansyah.

Sementara itu Masyhuri sebagai pelaksana kegiatan mengungkapkan alasannya mengundang Irwansyah menjadi pemateri adalah kapasitas Irwansyah memang sudah mumpuni untuk menjadi pembicara dalam seminar maupun sosialisasi.

“Irwansyah adalah putra asli Koltim, putra daerah yang patut kita banggakan, beliau ini adalah calon doktor termuda dan beliau juga merupakan akademisi yang menyumbangkan ilmunya sebagai dosen disalah satu universitas ternama di Sulawesi Tenggara dan juga beliau ini adalah pendiri LBH MARENNU. Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak membanggakan beliau dan menggunakan beliau untuk menyalurkan ilmunya kepada masyarakat,” kata Masyhuri kepada Triaspolitika.id.

Masyhuri juga mengatakan bahwa dirinya memang berkonitmen untuk melaksanakan pemberdayaan anak- anak daerah yang memiliki kapasitas dibidangnya masing- masing agar semua masyarakat mengetahui bahwa kita  memiliki SDM yang luar biasa.

Kegiatan Sosialisasi Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang diselenggarakan di Kolaka Timur khususnya Desa Mulia Jaya mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat. Salah satu peserta mengatakan bahwa sosialisasi seperti ini seharusnya sering dilaksanakan.

“Kegiatan seperti ini sangat bagus, kita harap kegiatan seperti ini sering dilaksanakn agar kita masyarakat bisa semakin memahami dan mendapatkan pengetahuan yang semakin baik,” kata Agus.

Reporter : Hery

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!