Budidaya Udang Vaname di Wakatobi Tumbuh Lebih Cepat, Begini Kata Bupati Haliana
WAKATOBI, TRIASPOLITIKA.ID – Sukses pasca melakukan ujicoba budidaya udang Vaname pada tahun 2022 di Desa Numana, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel) , kali ini salah satu program unggulan Bupati Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) itu sukses dikembangkan di Desa Patuno, Kecamatan Wangiwangi.
Suksesnya program budidaya tersebut dibuktikan dengan dilakukannya panen parsial sebanyak 1 ton dari empat kolam sistem bioflok, dengan Day of Culture (DOC) 64 hari, juga dengan bobot yang tumbuh subur berkat kualitas air laut Wakatobi yang sehat dan perawatan yang optimal dari para ahli.
Sehingga bobot udang yang tadinya ditarget size 70-80 per kilogram pada panen parsial itu rupanya bisa tumbuh lebih pesat dengan size 60-70 per kilogramnya di umur benur 64 hari.
Bupati Wakatobi Haliana mengungkapkan, panen parsial kali ini membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi semakin optimistis untuk melakukan pengembangan udang Vaname di daerah itu. Rencananya tahun ini bakal dilakukan penambahan 10 kolam diameter 20, dengan target panen 21 ton dalam satu kali siklus.
“Alhamdulillah dengan DOC 64 hari kita sudah mendapatkan timbangan 60-70 ekor per kilogram. Ini adalah bukti bahwa memang udang Vaname cocok untuk kita kembangkan,” ungkapnya di Wangiwangi, Sabtu, (9/3/2024).
Meski pengembangan budidaya udang Vaname di Wakatobi sudah terbukti berhasil namun masih terkendala dalam melakukan pengembangan secara besar-besaran untuk melibatkan pihak ketiga. Baik itu masyarakat hukum adat maupun perseorangan.
Kendati daerah itu belum memiliki Perusahaan Milik Daerah (Perumda), untuk bisa melakukan kerjasama. Sebab pengembangan udang Vaname itu masih menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) melalui Dinas Perikanan setempat.
“Investor belum ada di sini, karena masih Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dinas. Secara undang-undang belum memungkinkan untuk bekerjasama dengan pihak ketiga. Kecuali Perumda begitu juga dengan investor kalau mau pribadi, silakan. Daerah sudah memberikan contoh kalau ada yang berminat silakan. Kemudian Kementrian/lembaga khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kami mohon bantuannya,” harapnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) itu berharap, mudah-mudahan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) masa bakti 2024-2029 kemudian cepat membahas Peraturan Daerah (Perda) tentang Perumda.
“Karena ini juga salah satu kendala kita belum memiliki Perumda, karena kita berharap dengan adanya Perumda, kerjasama antara Perumda apakah dengan masyarakat hukum adat, masyarakat yang memiliki lahan yang besar bisa dilakukan untuk pengembangan udang Vaname dan ini kita optimis,” tuturnya.
Direktur SP Communnity Supriansyah, mengatakan, panen parsial pertama dilakukan pengambilan sebanyak 1 ton, dalam satu kolam dipanen sebanyak 250 kilogram.
“Awalnya kita target di size 70-80 per kilogramnya, alhamdulillah fakta membuktikan bahwa di size 60-70 per kilogramnya luar biasa sekali. Biasanya size itu didapat pada parsial kedua, tapi hari ini parsial pertama sudah di angka 60-70 per kilogram itu sangat luar biasa selama saya hidup berbudiya,” terangnya.
Supriansyah menyebutkan, kalau diakumulasi dalam bentuk rupiah, dalam 1 kilogram seharga Rp100 ribu maka dalam satu ton bisa mencapai Rp100 juta satu kali panen.
Sebagai informasi, hasil panen udang itu, langsung dikemas ke dalam coolbox untuk dikirim kepada pembelinya di luar daerah.
Reporter: Anto