Perlu Langkah Pemerintah Antisipasi Pengangguran dan Bonus Demografi

waktu baca 3 menit

BAUBAU, TRIASPOLITIKA.ID – Dari data yang dimiliki, memang pengangguran di Kota Baubau mencapai 5,39% berdasarkan laporan Dinas Tenaga Kerja Kota Baubau dan lapangan pekerjaan terbatas sementara pencari kerja tiap tahun makin meningkat. Apa lagi berbicara tentang bonus demografi, bonus demografi itu orang muda yang banyak mau melaksanakan pembangunan tetapi apabila ini tidak dapat diserap maka tumbuh generasi berikutnya paling banyak orang tua di Indonesia.

Jadi itu konsekuensi dari bonus demografi sehingga memang perlu ada langka yang dilakukan dilevel Pemerintah termasuk melakukan penyuluhan khususnya kepada mahasiswa dan mahasiswi, serta siswa siswi yang menjadi bonus demografi akan menjalani bonus demografi itu cukup lama.

Hal ini disampaikan Pj Wali Kota Baubau Dr Muh Rasman Manafii, SP, M.Si saat acara pembukaan penyuluhan dan bimbingan jabatan bagi siswa/siswi SMA/SMK dan Mahasiswa tahun 2023 di hotel mira Rabu (22/11/2023).

Dr Muh Rasman memberikan apresiasi kegiatan penyuluhan dan bimbingan jabatan ini sebagai langkah memastikan sebagai informasi yang dilakukan untuk Pemerintah Kota Baubau dan juga menjadi media interaksi antara pemerintah dan masyarakat.

Orang nomor satu di Kota Baubau berharap ini hanya menjadi corong untuk masuk kedalam lingkungan sesama dan memang dengan perubahan saat ini dituntut untuk meningkatkan selain pendidikan itu juga meningkatkan keterampilan, skil. Karena itu, di negara-negara maju pendidikan formal sudah tidak terlalu berkembang, kecuali peneliti, pengajar, tetapi pendidikan fokasional yang mengandalkan keterampilan itu yang sangat maju dan berkembang sebab persaingan kedepan selain formal itu juga kekuatan keterampilan itu sangat diandalkan.

” Banyak contoh yang dapat kita lihat, hari ini banyak sarjana yang sudah memiliki ijazah S1, S2, S3 akan tetapi dia kalah dengan dunia kerja karena kurangnya keterampilan yang dimilikinya, Saya kira ini juga yang kita akan hadapi nantinya,”ungkapnya.

Berbicara tentang fleksibilitas kemampuan beradaptasi, banyak sarjana seperti sarjana pertanian akan tetapi mereka ahli bukan di bidang pertanian, banyak guru tetapi mereka ahli bukan dibidang pendidikan. Pendidikan formal sesungguhnya hanya membentuk kerangka berfikir, cara berfikir dan cara menganalisis termasuk cara melakukannya, akan tetapi untuk menekuni satu bidang itu membutuhkan keterampilan, banyak orang sarjana pendidikan, pertanian, akan tetapi skilnya berbeda.

“Hari ini bisa kita lihat bahwa pendidikan formal memang sangat kita butuhkan tetapi disisi lain kita harus meningkatkan skil. Maka bentuk penyuluhan ini adalah bagian upaya yang kita lakukan untuk memberikan pemahaman supaya memiliki adaptasi. Adaptasi yang kita maksud adalah apabila saya sarjana pertanian saya tidak hanya mendengar cerita yang berkaitan dengan pertanian justru itu akan membuat makin kecilnya kemampuan untuk beradaptasi. Dan dalam menempuh pendidikan kedepannya jangan pesimis, rendah diri, kurang percaya diri, karena batas ruang sudah dekat,”ujarnya. (Adm)